Peran Rekayasa Genetika Mikroba Dalam Industri Insulin
Insulin (bahasa latin: insula,  “pulau”, karena diproduksi di pulau-pulau Langerhans di pankreas) adalah  sebuah hormon  polipeptida yang mengatur  metabolisme karbohidrat.  Selain merupakan “efektor” utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon  ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan  protein. Hormon ini memiliki properti anabolik. Hormon tersebut juga  mempengaruhi jaringan tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada  otot dan adiposity menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui  transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4  dan menyimpannya sebagai  glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin  yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai  menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Secara normal insulin dihasilkan oleh  pankreas.  Dalam keadaan sehat pankreas secara spontan akan memproduksi  insulin saat gula darah tinggi. Prosesnya sebagai berikut : jika  gula  darah rendah glukagon akan dibebaskan oleh sel alfa pankreas, kemudian  hati akan melepaskan  gula ke darah yang mengakibatkan kadar gula darah  normal. Sebaliknya jika gula dalam darah tinggi, insulin akan dibebaskan  oleh sel beta pankreas, kemudian sel-sel lemak akan mengikat gula   darah, yang  mengakibatkan kadar gula darah normal.
Struktur insulin manusia terdiri dari  dua rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan disulfida, yaitu  polipeptida alfa dan beta. Polipeptida alfa mengandung 21 asam amino  sedang polipeptida beta mengandung 30 asam amino. Apabila urutan asam  amino suatu polipeptida diketahui maka dengan menggunakan kode genetika  dapat pula diketahui urutan nukleotida gena(DNA) yang mengkodenya.
Insulin digunakan dalam pengobatan  beberapa jenis diabetes melitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1  bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan)  untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut, pasien  dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah  ataukebal insulin, dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila  pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.
Hal yang berkaitan dengan pengobatan Diabetes Melitus tersebut sesuai dengan surat Asy Syu’araa’ ayat 80
Artinya:  dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.
Dalam hal ini dapat kita ketahui bahwa Allah SWT  menciptakan sejenis  mikroba berupa Eschericia coli yang  dapat melakukan proses metabolisme. Dari hasil metabolisme tersebut  dapat menghasilkan insulin yang dapat digunakan penderita DM.
Sebelum era rekayasa genetika, insulin  yang diperlukan untuk mengobati penderita  DM diperoleh dari hewan.  Insulin yang dihasilkan oleh pankreas sapi atau babi digunakan untuk  pengobatan DM pada manusia. Jika dibandingkan dengan insulin dari  ekstraksi pankreas sapi yang hanya menghasilkan ½ cc saja, insulin babi  dapat menghasilkan sekitar 1 L insulin dari gen pankreas yang diklon  dalam ragi pada tabung fermentor kapasitas 1000 L. Bila diamati dengan  cermat, secara ilmiah organ yang ada pada babi memiliki perwujudan yang  sangat serasi dengan manusia. Perbandingan lain juga ditemukan dari  hasil struktur kimia yang dimiliki oleh babi, ternyata struktur insulin  yang dimiliki oleh pankres babi memiliki bentuk yang hampir sama dengan  insulin manusia, yaitu :
Insulin Manusia : C256H381N65O76S6 MW = 5807,7
Insulin Babi : C257H383N65O77S6 MW = 5777,6
Namun cara ini mempunyai kelemahan,  yaitu terbatasnya insulin yang dapat diproduksi oleh pankreas, yang  tidak sebanding dengan jumlah penderita DM yang membutuhkan insulin.  Selain itu memungkinkan adanya efek samping karena insulin yang  dihasilkan tidak sama persis dengan insulin manusia. Meskipun diketahui  insulin yang dihasilkan oleh babi paling mirip dengan insulin manusia,  namun perlu diingat bahwa dalam islam babi merupakan binatang yang haram  sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al An’am ayat 145 yang  artinya : “Katakanlah : Tidaklah aku peroleh dalam wahyu yang  diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak  memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir  atau daging babi …”.
Penemuan teknik rekayasa genetika  pada E. coli  untuk menghasilkan insulin, jauh lebih menguntungkan karena yang  dihasilkan adalah insulin manusia sehingga tidak memberikan efek  sampingan seperti halnya insulin hewan serta dapat dihasilkan banyak  insulin dalam waktu yang relatif pendek. Hal ini dikarenakan waktu  generasi E. coli yang cukup pendek, yaitu hanya 20 menit, sehingga setiap 20 menit, satu sel E. coli membelah menjadi 2 sel.
Penggunaan mikroba dalam produksi insulin dengan menggunakan jenis bakteri E. coli tergolong dalam mikrobiologi industri. E. coli  merupakan anggota bakteri. Selama ini bila kita mendengar kata bakteri,  maka yang terbayang di benak kita adalah sesuatu yang merugikan saja,  misalnya penyebab suatu penyakit. Padahal sebenarnya E. coli tidaklah demikian, bakteri ini dikenal sebagai mikrobia normal tubuh manusia. E. coli  tidak bersifat pathogen selama berada dalam usus dan bahkan menurut  Sujono (1998) bakteri ini bersimbiosis mutualisme dengan manusia. E. coli membantu membentuk vitamin-vitamin (terutama vitamin K) dan dapat menghambat terbentuknya gas H2S, sedangkan E. coli  juga mendapatkan makanan dari sisa-sisa metabolisme manusia. Fenomena  ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat Al- Imran ayat 191
Artinya: (yaitu )orang-orang yang  mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring  dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya  berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan  sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam surat  Al-Imran ini menjelaskan  bahwa segala sesuatu yang di ciptakan oleh Allah SWT dimuka bumi ini  dari hal terkecil sampai hal terbesar mempunyai maksud dan tujuan untuk  kehidupan manusia dimuka bumi.
E. coli banyak digunakan dalam  teknologi rekayasa genetik. Biasa digunakan sebagai vector untuk  menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Hormon insulin yang diproduksi dalam tubuh bakteri E.coli berlangsung secara biosintesis.
Proses produksi:
Sumber:  http://www.littletree.com.au/dna.htm
Escherrichia coli (E. coli), penghuni  saluran pencernaan manusia, adalah ‘pabrik’ yang digunakan dalam  rekayasa genetika insulin. Ketika bakteri bereproduksi, gen insulin  direplikasi bersama dengan plasmid. E. coli seketika memproduksi enzim  yang dengan cepat mendegradasi protein asing seperti insulin. Hal  tersebut dapat dicegah dengan cara menggunakan E. coli strain mutan yang  sedikit mengandung enzim ini. Pada E. coli, B-galaktosidase adalah  enzim yang mengontrol transkripsi gen. Untuk membuat bakteri memproduksi  insulin, gen insulin perlu terikat pada enzim ini.
Enzim restriksi secara alami diproduksi  oleh bakteri. Enzim restriksi bertindak seperti pisau bedah biologi,  hanya mengenali rangkaian nukleotida tertentu, misal salah satunya  rangkaian kode untuk insulin. Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk  memutuskan pasangan basa nitrogen tertentu dan menghapus bagian DNA yang  berisi kode genetik dari kromosom sebuah organisme sehingga dapat  memproduksi insulin. Sedangkan DNA ligase adalah suatu enzim yang  berfungsi sebagai perekat genetik dan pengelas ujung nukleotida
Langkah pertama pembuatan humulin adalah  mensintesis rantai DNA yang membawa sekuens nukleotida spesifik yang  sesuai karakteristik rantai polipeptida A dan B dari insulin. Urutan DNA  yang diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua  rantai telah dipetakan. Enam puluh tiga nukleotida yang diperlukan  untuk mensintesis rantai A dan sembilan puluh untuk rantai B, ditambah  kodon pada akhir setiap rantai yang menandakan pengakhiran sintesis  protein.
Antikodon menggabungkan asam amino,  metionin, kemudian ditempatkan di setiap awal rantai yang memungkinkan  pemindahan protein insulin dari asam amino sel bakteri itu. ‘Gen’  sintetik rantai A dan B kemudian secara terpisah dimasukkan ke dalam gen  untuk enzim bakteri, B-galaktosidase, yang dibawa dalam plasmid vektor  tersebut. Pada tahap ini, sangat penting untuk memastikan bahwa kodon  gen sintetik kompatibel dengan B-galaktosidase. Plasmid rekombinan  tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sel E. coli.
Praktis penggunaan teknologi DNA  rekombinan dalam sintesis insulin manusia membutuhkan jutaan salinan  plasmid bakteri yang telah digabungkan dengan gen insulin dalam rangka  untuk menghasilkan insulin. Gen insulin diekspresikan bersama dengan sel  mereplikasi galaktosidase-B di dalam sel yang sedang menjalani mitosis.
Protein yang terbentuk, sebagian terdiri  dari B-galaktosidase, bergabung ke salah satu rantai insulin A atau B.  Rantai insulin A dan rantai B kemudian diekstraksi dari fragmen  B-galaktosidase dan dimurnikan.
Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Kedua rantai dicampur dan dihubungkan  kembali dalam reaksi yang membentuk jembatan silang disulfida,  menghasilkan Humulin murni (insulin manusia sintetis).

Sumber: http://www.littletree.com.au/dna.htm
Implikasi biologis dari rekayasa genetika Humulin rekombinan 
Humulin merupakan protein hewani yang  dibuat dari bakteri sedemikian rupa sehingga strukturnya benar-benar  identik dengan molekul alami. Hal ini akan mengurangi kemungkinan  komplikasi yang disebabkan produksi antibodi oleh tubuh manusia. Dalam  studi kimia dan farmakologi, insulin rekombinan DNA manusia yang  diproduksi secara komersil telah terbukti bisa dibedakan dari insulin  pankreas manusia.
Awalnya, kesulitan utama yang dihadapi  adalah kontaminasi produk akhir oleh sel inang, sehingga meningkatkan  resiko kontaminasi dalam kaldu fermentasi. Bahaya ini diatasi dengan  ditemukannya proses pemurnian. Ketika dilakukan tes pada produk akhir  insulin, termasuk teknik terbaik radio-immuno assay, tidak ada ‘kotoran’ yang terdeteksi.
Seluruh prosedur, sekarang dilakukan  dengan menggunakan sel ragi sebagai media pertumbuhan, karena sel ragi  dapat menghasilkan sebuah molekul insulin manusia yang hampir lengkap  dengan struktur tiga dimensi yang sempurna. Ini meminimalkan kebutuhan  untuk prosedur pemurnian kompleks dan mahal.